“Rino Lulusan Terbaik di Kandangan”

Juga Lulusan Terbaik Suspa Sishanudnas X

KALIMANTAN Selatan kehilangan salah satu putera terbaik Banua. Ya, Kapten Lek Rino Pratama, salah satu korban meninggal dunia dalam jatuhnya pesawat Hercules jenis A-1334 Navex 32 milik TNI AU di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Maima, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, merupakan salah satu putera Banua Kalimantan Selatan.

Orangtua Kapten Lek Rino Pratama, Kolonel TNI (Purn) H Subur Suhartono dan Hj Rosdiah, saat ini berdomisili di Kabupaten Tanah Laut. Dan jauh dari itu, kedua orangtuanya itu juga tercatat sebagai alumnus Universitas Lambung Mangkurat. H Subur Suhartono merupakan Alumnus Fakultas Teknik ULM tahun 1974, sementara Hj Rosdiah merupakan Alumnus Fakultas Pertanian ULM tahun 1976.

Rino Pratama sendiri, merupakan alumni SMAN 1 Kandangan jebolan tahun 2004. Dan bukan sekadar sebagai siswa biasa, Rino merupakan siswa dengan lulusan terbaik di sekolahnya itu, bahkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat itu.

Kepada Media Kalimantan tadi malam, ayah Rino, Kolonel TNI (Purn) H Subur Suhartono bercerita banyak tentang anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya itu. Ya, Rino merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Namun dari seluruh anggota keluarga, Rino yang terlahir di Jakarta pada 30 Januari 1986, merupakan satu-satunya anak laki-laki. Dua kakaknya adalah perempuan, begitupun dengan satu adiknya.

“Almarhum dilahirkan di Jakarta, karena saat itu saya yang bertugas sebagai anggota TNI sedang ditugaskan di ibukota. Namun kalau ditanya Rino orang mana, tentu saja orang Banjar. Ibunya dari Barabai (HST), SMA-nya di Kandangan. Sebab itu, Rino juga akan dimakamkan di Banjar. InsyaAllah besok (hari ini, red) di TMP Pelaihari,” terang H Subur Suhartono yang mencoba tetap tegar dan tabah dengan ujian yang tengah dihadapi.

Diceritakan H Subur Suhartono, hidup dalam keluarga TNI, Rino harus menjalani masa kecil dengan berpindah-pindah. Lahir di Jakarta, Rino sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar beberapa tahun di Jakarta, namun kemudian pindah dan meneruskan SD di Bali. SMP-nya sempat pula setengah tahun di Bali, tapi kemudian pindah lagi ke Jakarta sekitar satu setengah tahun, lalu pindah lagi ke Balikpapan yang lulus sekitar tahun 2001.

“Sebelum dia kemudian masuk Akademi Angkatan Udara (AAU)dan lulus pada 2007, Rino menjalani SMA di SMAN 1 Kandangan lulus tahun 2004. Banyak temannya di sini (Kalsel, red). Rino anaknya baik dan berprestasi. Waktu SMAN 1 Kandangan, dia keluar sebagai siswa dengan lulusan terbaik di sekolahnya, bahkan se-Kabupaten Hulu Sungai Selatan waktu itu. Dan terakhir saat Kursus Perwira Sistem Pertahanan Udara Nasional (Suspa Sishanudnas) X, November 2016 kemarin, dia jua terpilih sebagai siswa terbaik,” ungkap H Subur Suhartono yang kali ini tak kuasa lagi menahan isak tangis, terkenang akan putra terbaiknya.

Lebih jauh disampaikan H Subur, putranya itu sudah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Rino, terang H Subur Suhartono, menikah dengan perempuan asal Bali yang merupakan teman Rino waktu sekolah dasar. “Dia nikah tahun 2011. Anaknya dua, satu laki satu perempuan. Yang laki namanya Akma usia lima tahun. Sementara yang kecil perempuan, namanya Zoya. Usianya baru sembilan bulan. Istri dan anak-anaknya domisili di Bali,” terang H Subur Suhartono.

Dikatakannya, ia baru saja bertemu putranya itu pekan lalu. Yaitu, saat momentum libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Desember 2016. “Dia (Rino, red) kan sedang mengikuti latihan taktik di Madiun sejak 6 Desember. Jadi pas libur panjang kemarin, pelatihannya juga libur dan bisa ke Bali. Bapak menyusul ke Bali pada Jumat, Sabtu, dan Minggu. Itulah pertemuan terakhir Bapak dengan dia. Dan Bapak sama sekali tak menduga, kalau itu pertemuan terakhir untuk selamanya,” beber H Subur yang kembali tak bisa menahan kesedihannya.

Kepada seluruh masyarakat, H Subur Suhartono memohonkan do’a, agar putra kesayangannya mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. “Dan kepada teman-temannya dimana saja berada, atau siapa pun yang mungkin pernah bersilaturahmi dan berhubungan dengan putra kami, kami mohon dimaafkan jika ada kesalahan-kesalahan atau kekhilafan dari Almarhum. Mohon do’a agar putra kami diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” pungkas H Subur Suhartono.(khairil anwar)

Leave a Reply

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *