Asuransi Pertanian Tak Maksimal
Empat Daerah Realisasinya 0 %
Jaminan ganti rugi sebesar Rp 6 juta/ha sawah gagal panen yang dijamin Asuransi Usaha Tani Padi tak disambut para petani Kalsel. Realisasi di sejumlah daerah bahkan nol persen.
Wartawan: Rudiyanto/MK
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mestinya menjadi solusi meminimalisir dampak kerugian gagal panen petani di Banua. Namun tampaknya jaminan pertanggungan kerugian tanaman padi ini tak begitu populer di kalangan petani.
Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, dari target 43.000 hektare sawah pada masa tanam Oktober-Maret (Okmar) 2015/2016 hanya dapat terealisasi seluas 3.192,92 hektare. Atau hanya 7,43 persen saja dari target yang dipatok.
Target dan realisasi AUTP bahkan turun di masa tanam berikutnya, April-September (Apsep) 2016. Yakni 1.868,09 dari target yang dipatok seluas 35 ribu haktare. Atau hanya terealisasi sebesar 5,34 persen. Merosot dari dibanding realisasi masa tanam Okmar yang sebesar 7,43 persen.
Rendahnya realisasi AUTP dari target yang dipatok di dua masa tanam menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Fathurrahman melalui Masliyana, Kepala Seksi (Kasi) Pembiayaan dan Investasi disebabkan beberapa faktor. Di antaranya; petani dan petugas lapang masih ada yang belum memahami manfaat AUTP. Dinas Tanaman Pangan di tingkat kabupaten belum optimal melakukan pendataan dan sosialiasi, dan belum tersedianya kegiatan AUTP.
“Kalau dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel bersama pihak Jasindo tak kurang-kurangnya melaksanakan sosialisasi di tingkat kabupaten. Kemungkinannya informasi AUTP tersendat atau terhenti di tingkat kecamatan dan petugas lapangan,” dalih Masliyana, kepada Media Kalimantan, Selasa (3/1).
Menurutnya, dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, Kabupaten Tabalong, Banjar, dan Barito Kuala menjadi yang tertinggi realisasi target AUTP-nya. Di Kabupaten Tabalong misalnya, dari target 775 hektare di masa tanam Apsep 2016, tercapai 451 hektare.
Realisasi nol persen dari target yang dipatok adalah Kabupaten Tanah Laut yang menarget 3.817 hektare, Kotabaru dengan target 445 hektare, Tanah Bumbu target 689 hektare, dan Banjarbaru yang hanya menarget 91 hektare.
Kepada para petani, Masliyana mengimbau untuk dapat bergabung di AUTP. Karena menurutnya banyak keuntungan yang didapat. Di antaranya ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektare sawah gagal panen.
Dipaparkannya, untuk dapat bergabung dalam asuransi usaha tani sangat mudah. Yakni, petani lebih dulu harus tergabung sebagai anggota kelompok tani. Para petani cukup menghubungi petugas penyuluh lapangan di desa tempat tinggalnya dengan membawa serta kartu identitas diri. “Lapor ke petugas lapang dengan membawa minimal KTP dan membayar premi asuransi sebesar Rp 36.000 untuk satu kali masa tanam,” katanya.
Pentingnya AUTP bagi petani, mestinya disadari menyikapi tingginya kemungkinan gagal panen akibat intensitas musim hujan. Kenyataannya, belum menurunnya intensitas hujan, membuat banyak lahan persawahan yang terendam. Berdasarkan data Badan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Kalsel, pada akhir Desember 2016 lalu, luas lahan yang terendam sudah mencapai 4.202 hektare.
Dari total luas lahan terendam, Kepala BPTPH Kalsel Suparno mengungkapkan 1.827 hektare di antaranya mengalami puso atau gagal panen.
Lahan persawahan terluas yang terendam berada di Kabupaten Tabalong dengan 879 hektare. Sementara lahan yang puso seluas 396 hektare. Disusul Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) seluas 865 hektare, dengan puso mencapai 219 hektare. Sementara lahan persawahan yang puso terluas berada di HSS dengan luasan 542 hektare.
Kondisi cuaca buruk dengan intensitas hujan tinggi menurutnya, menjadi penyebab utama terendamnya ribuan hektare padi siap panen milik petani. “Ini juga karena musim panen bertepatan dengan musim hujan, sehingga persawahan lebih dulu terendam sebelum dipanen,” ujarnya.
Untuk meminimalisir luasan lahan persawahan terendam, Suparno menuturkan, harus ada perubahan pola tanam yang dilakukan lebih awal. Dengan begitu, di puncak musim penghujan padi sudah terpanen.()