Sehari, Hanya Minum Satu Tutup Botol Air Mineral

ABDURAHMAN (40) atau biasa dipanggil Ambung memang masih terlihat sangat lemas akibat kelelahan. Namun begitu, juru mudi speedboat Tiga Putri yang sempat hilang kontak sejak 31 Desember 2016 itu, mencoba untuk tetap melayani para jurnalis atau wartawan.

Sesaat sampai di Pelabuhan PPI Kotabaru tadi malam, Ambung yang keluar pertama kali dari KAL Kelambau, menceritakan kronologis asal mula peristiwa hingga akhirnya rombongan yang ia bawa lepas jalur saat menuju Pulau Samber Gelap.

“Awalnya kami berangkat dari pelabuhan Sarang Tiung bersama lima speedboat lainnya. Empat untuk penumpang, satu khusus untuk barang bawaan penumpang. Speedboat kami merupakan rombongan terakhir yang jalan menuju Samber Gelap,” ujar Abdurrahman dengan nada sangat pelan.

Kenapa sampai tersesat dan hilang kontak? Ambung mengaku mengikuti arah lampu yang bersinar terang, dan dipikirnya itu sudah menuju Pulau Samber Gelap, karena memang di kawasan itu ada mercusuar. Akan tetapi, kemudian ada guyuran hujan yang sangat deras sehingga melindungi penglihatannya, kondisi perairan diliputi kabut.

“Saya kira lampu yang terang itu Samber Gelap, ternyata setelah didekati kapal besar. Dari situlah awal mulanya. Kami kemudian mencoba mencari jalur, namun di tengah laut lepas, 60 Liter bahan bakar yang tersedia habis. Mesin mati total hingga kemudian kami terombang-ambing,” jelasnya.

Tiga hari terombang-ambing itu, jelas Ambung, rombongannya sama sekali tak membawa persediaan makanan. Sebab seperti disebutkannya, makanan dan barang-barang dimuat khusus dalam satu speedboat lain. “Yang ada di speedboat kami hanya air mineral 1.000 ML. Selama tiga hari, sebanyak enam orang kami hanya bergantian meminum satu tutup botol plastik, sampai akhirnya ada kapal yang menyelamatkan kami,” terangnya.

Lebih jauh diceritakan Ambung, tak ada hal lain lagi yang mereka lakukan selain hanya berdo’a dan berdo’a. Ditambah lagi dengan kondisi tubuh yang semakin melemah. Diakuinya, memang ada banyak kapal yang mereka temui dan sempat mintai pertolongan. Namun sama sekali tidak ada yang mau merapat dan menolong.

“Kami sudah berupaya memberikan kode kepada lima kapal yang melintas dengan mengayunkan tangan dilapisi pakaian, akan tetapi sama sekali tidak mau merapat. Mungkin mereka takut kami hanya berpura-pura atau ingin merompak. Hingga pada akhirnya, KM Cahaya Tanete 02 yang menolong kami,” terangnya.

Terlepas dari itu, tadi malam usai sampai di Pelabuhan PPI Kotabaru, Ambung dan lima penumpang speedboatnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Kotabaru untuk pemeriksaan medis. Salah satu korban, Hendra Maulana yang merupakan warga Sekumpul Raya Komplek Perumahan Ratu Permata RT 5/5, ketika diwawancarai Media Kalimantan sedikit menceritakan pengalamannya selama tiga hari terombang ambing di laut.

“Jujur saja kami berlima baru pertama kali mau berlibur ke Pulau Samber Gelap, dan tak menduga terjadi peristiwa seperti ini. Satu hari hanya meminum seteguk air dari tutup botol air mineral,” katanya sambil terbaring di kasur rumah sakit.

Hendra mengaku sangat trauma, terutama untuk berwisata ke laut lagi. Namun kalau ke pantai ujarnya, masih tidak masalah. “Ini merupakan pengalaman yang tak mungkin dilupakan bagi kami. Kami sangat bersyukur bisa kembali dengan selamat dan bertemu keluarga lagi,” pungkasnya haru.(fauzi)

Kronologi Penemuan & Penyelamatan

No Responses

Leave a Reply