Sambangi Warga Perbatasan Bupati HST Jalan Kaki Dua Hari

“InsyaAllah, kami akan berjuang sekuat tenaga agar peningkatan sarana jalan untuk transportasi di wilayah ini dapat kita wujudkan. Karena memang, akses jalan yang mudah secara tidak langsung akan menunjang peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan lainnya,” ujar Bupati HST, H Abdul Latif.

Wartawan: Adiyat/ MK

PERTAMA kalinya dalam pemerintahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Bupati HST melakukan perjalanan ke Pedalaman Hutan Adat Meratus untuk menemui warga perbatasan Mangga Jaya di Pegunungan Meratus.

Selama enam hari (27 Januari sampai 1 Februari 2017), Bupati HST H Abdul Latif ST SH MH beserta Asisten 1 bidang pemerintahan, staf Ahli, Dandim 1002 Barabai, beberapa perwakilan SKPD dan wartawan di HST, bersilaturahmi dengan masyarakat adat (Dayak) Desa Aing Bantai Kecamatan Batang Alai Timur (BAT) Kabupaten HST tersebut.

Kedatangan Bupati dan rombongan tentu saja disambut penuh hangat. Maklum, selama puluhan tahun, belum pernah ada Bupati HST yang mengunjungi masyarakat adat di pegunungan sampai ke Desa Aing Bantai. Terlebih memang, untuk menuju Desa Aing Bantai ini, diperlukan perjalanan dua hari penuh, melewati lebatnya hutan Meratus yang masih perawan dan tingginya tanjakan pegunungan dan sungai-sungai. Dan semua itu hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

DESA AING BANTAI: Bupati Hulu Sungai Tengah, H Abdul Latif ST SH MH meninjau dan bertemu langsung dengan masyarakat adat di Desa Aing Bantai, wilayah pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Di kesempatan tersebut, Bupati bersilaturahmi dengan para Kepala Desa dan aparatnya. Diantaranya Kepala Desa Atiran, Kepala Desa Batu Perahu, serta juga tetua adat setiap desa sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap warga adat di pegunungan Meratus.

Sona (28) salah satu warga Mangga Jaya mengaku senang dengan kedatangan kedatangan Bupati HST ke Aing Bantai. Oleh karena itu, ia beserta warga Mangga Jaya lainnya, juga dengan penuh semangat turun ke desa tersebut meski harus menempuh tak kurang tujuh jam melewati hutan lebat dan jurang.

“Kami sebetulnya jarang turun ke Aing Bantai (dari Mangga Jaya, red) karena perjalanannya sedikitnya memakan waktu tujuh jam dengan melewati hutan lebat dan jurang. Namun karena Bupati juga sudah datang jauh, kami pun semangat untuk ikut bersilaturahmi ke Aing Bantai,” ungkap Sona.

Lalu apa yang disampaikan kepada Bupati dalam pertemuan tersebut? Sona yang mewakili warga desanya, berharap agar ada peningkatan insfrastruktur antar Desa berupa akses jalan, sehingga dapat dilewati roda dua. Kemudian, ujarnya, warga juga berharap adanya peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta perbaikan Balai Adat yang kondisinya saat ini sudah rusak parah.

“Kami masyarakat Mangga Jaya tidak ada yang bersekolah sejak puluhan tahun. Karena itu, tidak bisa baca dan menulis. Kalau kemauan, tentu saja kami ingin sekolah. Tetapi lantaran jalan dan jarak yang tidak memungkinan, niat tersebut kami urungkan, termasuk menyekolahkan anak-anak kami,” ucap Sona.

Terlebih lanjutnya, di anak desa Mangga Jaya tidak terdapat bangunan sekolah. Yang ada hanya di Desa Aing Bantai, itupun hanya dari kelas 1 hingga 4 dengan guru yang hanya tenaga kontrak sebanyak satu orang, dibantu tiga guru tenaga lepas.

Hal senada juga disampaikan mantan Kepala Desa Aing Bantai, Sinip. Dikatakannya, peningkatan jalan merupakan saran utama yang harus dikaji oleh pemerintah daerah. Karena dengan mudahnya akses antar desa di pegunungan ke Kecamatan bahkan ke ibukota kabupaten, masyarakat di pegunungan Meratus bisa mendapatkan pendidikan yang layak, serta dapat menjual hasil kebun yang telah mereka tanam.

“Sekarang ini, hasil dari pertanian dan perkebunan masyarakat hanya untuk kehidupan sehari-hari. Tidak ada yang mampu menjual ke pasar lantaran jarak yang di tempuh sangat jauh. Peningkatan akses jalan menurut kami memang sangat perlu. Karena kalau akses sudah baik, anak-anak yang ingin bersekolah ataupun masyarakat yang ke pasar, tentunya lebih mudah. Mudah-mudahan kunjungan Bupati kali ini bisa mewujudkan harapan tersebut,” ungkapnya.

Terkait apa-apa yang disampaikan masyarakat itu, Bupati HST H Abdul Latif berjanji untuk menindaklanjutinya. Sebab ujar Bupati Latif, apa yang dirasakan masyarakat Mangga Jaya dan warga Desa Aing Bantai lainnya saat ini, seperti belum menikmati kemerdekaan yang padahal sudah terjadi sejak 71 tahun silam.

“InsyaAllah, kami akan berjuang sekuat tenaga agar peningkatan sarana jalan untuk transportasi di wilayah ini dapat kita wujudkan. Karena memang, akses jalan yang mudah secara tidak langsung akan menunjang peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan lainnya. InsyaAllah, kami akan tingkatkan akses jalan sampai ke Desa Mangga Jaya, paling tidak bisa dilalui dengan roda dua,” tandas Bupati Latif.

Selanjutnya, Bupati Latif pun berharap agar keberadaan warga Mangga Jaya dan seluruh masyarakat lainnya di Desa Aing Bantai, juga menjadi perhatian seluruh pihak, termasuk pula Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah pusat.

“InsyaAllah, ini akan menjadi tugas bersama antara Pemerintah Kabupaten HST dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Karena, kami pemerintah Kabupaten HST sudah komitmen untuk tidak melakukan pertambangan dan penanaman sawit di wilayah HST. Oleh karena itu, kami berharap dukungan pemerintah provinsi dan pusat, karena PAD dari HST tidak terlalu banyak,” sampainya.()