Banjarbaru Makin Serius Ingin Kembangkan Kolam Biofloc-165

Kolam Papuyu Biofloc-165 Hilmi Arifin di Banjarbaru Pionir di Indonesia

PEMERINTAH Kota Banjarbaru melalui Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan tampaknya semakin serius ingin mengembangkan kolam ikan Biofloc-165 di Kota Idaman. Setelah sebelumnya membangun enam kolam di lingkungan kediamannya di Hunian Kota Santri, Guntung Manggis Banjarbaru, Jaya – sapaan akrab Darmawan Jaya Setiawan, red—kemarin berkunjung ke Kolam Biofloc-165 yang dikembangkan Hilmi Arifin di Jalan Pondok Labu, Kelurahan Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara.

Dan yang lebih istimewa, dalam Kolam Biofloc-165-nya, Hilmi Arifin sukses membudidayakan salah satu ikan khas Kalimantan Selatan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yakni ikan betok atau biasa disebut iwak papuyu. Hebatnya lagi, Kolam Papuyu Biofloc-165 milik Hilmi Arifin ini, merupakan pionir atau pelopor kolam Biofloc-165 di Indonesia yang membudidayakan ikan papuyu. Sebab kebanyakan, Biofloc-165 lebih didominasi budidaya ikan lele atau sejenisnya seperti patin.

“Terobosan luar biasa Pak Hilmi (Hilmi Arifin, red) ini. Pak Hilmi sudah membuktikan bagaimana kolam Biofloc-165 hasil inovasinya Ustadz Legisan Sugimin Samtafsir bisa dikembangkan mudah, di Kota Banjarbaru sendiri, ikannya papuyu lagi. Ini semakin memantapkan langkah kita untuk mendorong budidaya ikan dengan sistem Biofloc-165 demi meningkatkan ketahanan pangan kita di Kota Banjarbaru,” ungkap Jaya kepada Media Kalimantan di sela kunjungannya kemarin.

Walaupun ujar Jaya, bukan berarti petani atau pembudidaya ikan di Banjarbaru serta merta akan diarahkan seluruhnya menggunakan sitem Biofloc-165 ini. “Sistem ini hanya sebagai pilihan tambahan. Artinya, kolam yang sudah ada ya tetap saja dikembangkan, sambil kita mencoba pilihan baru dengan sitem Biofloc-165. Kalau memang sistem ini dirasa lebih mudah, efisien, dan menguntungkan, tentu akan menjadi nilai plus bagi kita semua,” tandas Jaya.

PELOPOR KOLAM PAPUYU BIOFLOC-165: Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan saat mengunjungi Kolam Papuyu Biofloc-165 yang dikembangkan Hilmi Arifin di Banjarbaru, kemarin. Kolam papuyu Hilmi di Banjarbaru ini, merupakan pionir atau kolam papuyu pertama di Indonesia yang dikembangkan menggunakan metode Biofloc-165.

Sementara itu, Hilmi Arifin kepada Media Kalimantan menceritakan, Kolam Papuyu Biofloc-165-nya di Banjarbaru, sudah ia kembangkan sejak setahun terakhir. Ada sedikitnya 24 kolam terpal berbentuk bulat dengan diameter sekitar 3 Meter ia bangun di atas tanah seluas 26×14 Meter. Hasilnya cukup menggembirakan. Karena satu kolam yang ia kelola, bisa menghasilkan panen ikan papuyu antara 200 sampai 300 Kg dengan harga jual tinggi.

“Kolam di Banjarbaru ini memang diawali dari Kolam Biofloc-165 yang saya kembangkan di Kabupaten Balangan. Ide awalnya ya sama, dari Ustadz Legisan Sugimin Samtafsir juga. Beberapa tahun lalu, saya ikut pelatihan beliau di Depok,” terang Hilmi yang tidak lain merupakan Kepala Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau, Paringin, Kabupaten Balangan.

Lalu kenapa mengembangkan kolam di Banjarbaru? Selain karena memang merupakan warga dan ber-KTP Banjarbaru, Hilmi juga menghadirkan kolamnya itu untuk sang ayah yang seorang pensiunan. “Abah (ayah, red) kebetulan pensiunan. Saya pikir, beliau akan senang mengisi hari-hari beliau dengan membudidaya ikan seperti ini. Maka saya coba bangunkan untuk beliau. Alhamdulillah bisa seperti sekarang, satu kolam bisa panen 200-300 Kg. Itu pun masih belum mencukupi permintaan pasar. Dan Alhamdulillah, kalau kita bicara budidaya ikan papuyu dengan sistem Biofloc-165, insyaAllah ini Kolam Papuyu Biofloc-165 pertama di Indonesia. Mudah-mudahan ini menjadi kebanggaan tersendiri juga bagi Kota Banjarbaru,” ungkap Hilmi yang mengaku juga sangat senang kolamnya di Banjarbaru mendapat kunjungan dan apresiasi dari Pemerintah Kota Banjarbaru.

Hilmi mengungkapkan, secara umum ia juga memang sedang mempopulerkan Kolam Biofloc-165 di Kalimantan Selatan. Saat ini, bebernya, Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau yang dipimpinnya, tengah menjalankan MoU dengan PT Adaro Indonesia dengan membina sektor perikanan masyarakat di empat kabupaten. Yakni di HSU, Balangan, Tanjung, dan Tamiyang Layang.

“Saya merasa dan sudah membuktikan sendiri, bahwa budidaya ikan dengan sistem Biofloc-165 ini sangat potensial untuk dikembangkan dan membantu masyarakat. Makanya, saya sangat senang ketika Pemko Banjarbaru memiliki inisiasi yang sama. InsyaAllah, karena saya juga warga Banjarbaru, walaupun dinas di Balangan, saya siap untuk juga membantu pengembangan kolam Biofloc-165 di Banjarbaru, demi ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di Banua kita. Dan sekali lagi, saya salut serta mengapresiasi inisiasi Pemko Banjarbaru,” ungkap Hilmi yang di Kabupaten Balangan memiliki 10 kolam (dikelola pribadi) dan 20 kolam yang dikelola Dinas Perikanan dan Balai Benih Ikan Lokal Gunung Manau Balangan.(khairil anwar)