PBL Kesmas Kedokteran ULM Ajarkan Warga Mengelola Sampah
PERMASALAHAN sampah di Kabupaten Banjar, ternyata mampu dipecahkan warga di Desa Astambul Seberang, Kecamatan Astambul, Kabupaten banjar. Bermodal gerobak sampah pinjaman desa dan tempat sampah sederhana, warga mampu memilah sampah dan mengubahnya menjadi pupuk.
Kelompok 1 PBL ULM : M Riduan (Ketua), Nurhasni (Anggota), Novia Sainita Asy’ari (Anggota), Yuni Yumisari (Anggota), dan Maulida Nurmiati (Anggota) bersama tim Green & Clean Banjarbaru dan Pemkab Banjar.
Dibimbing mahasiswa-mahasiswi yang tergabung di Kelompok 1 PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru, melalui satu kegiatan intervensi, warga disuluh tentang bagaimana memanfaatkan sampah rumah tangga.
Nur Ainah, salah satu mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM menerangkan, kegiatan yang mereka laksanakan, dalam rangka menjadikan ibu-ibu rumah tangga yang inovatif dengan memanfaatkan sampah dapur organik dan sampah an-organik.
“Penyuluhan ini diisi oleh Bapak Ir H Ismet Aliuddin dari Komunitas Green and Clean Banjarbaru sebagai pemateri. Beliau memberikan materi mengenai sampah, pengelolaan sampah, dan metode pengomposan keranjang takakura, disertai dengan praktek metode pengomposan keranjang takakura dan keterampilan dari sampah,” terang Nur Ainah didamping rekan-rekan satu kelompoknya M Riduan (Ketua), Nurhasni (Anggota), Novia Sainita Asy’ari (Anggota), Yuni Yumisari (Anggota), dan Maulida Nurmiati (Anggota).
Kegiatan sendiri, bebernya, dihadiri ibu-ibu rumah tangga Desa Astambul Seberang. Dimulai pukul 14.00 s/d 17.00 Wita, warga tampak sangat antusias mengikuti kegiatan yang dipusatkan di Balai Desa Astambul Seberang. Kegiatan ini juga dihadiri oleh para aparatur desa dan Bidan Desa.
Nur Ainah menyebutkan, Bagi sejumlah orang, nama Takakura mungkin tidak asing. Keranjang Takakura adalah metode pengolahan sampah organik di rumah tangga tanpa perlu khawatir bau atau menyita waktu.
Keranjang kompos takakura merupakan satu metode pengomposan hasil penelitian seorang ahli bernama Mr Koji Takakura dari Jepang. Pada awalnya Mr Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistem pengolahan sampah organik yang cocok selama kurang lebih setahun.
“Keranjang ini disebut masyarakat sebagai keranjang sakti karena kemampuannya mengolah sampah organik sangat baik. Hal yang menarik dari keranjang Takakura yaitu bentuknya yang praktis, bersih dan tidak berbau, sehingga sangat aman digunakan di rumah,” tandasnya.
Warga, sebut Nur Ainah, sangat mengapresiasi kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang mereka laksanakan. Hal itu dibuktikan dengan keaktivan dan antusiasme warga saat mengikuti rangkaian kegiatan sampai akhir yang ditutup dengan penyerahan plakat sebagai bentuk penghargaan kepada warga Desa Astambul Seberang.
Secara umum, dijelaskan Nur Ainah, kegiatan yang mereka laksanakan ini sebenarnya berlangsung selama dua pekan. Yakni sejak 23 Januari hingga 4 Februari 2017. Inisiasi kegiatan ini sendiri, berawal dari keprihatinan Nur Ainah dkk terkait semakin besarnya timbunan sampah yang dihasilkan rumah tangga, yang kemudian menjadikan permasalahan sampah semakin rumit karena manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik.
Hal itu, bebernya, dikarenakan tidak adanya tempat sampah organik dan non organik, juga pengangkutan sampah menuju desa yang terkendala akses jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat atau kendaraan besar lainnya.
Selain itu, distribusi yang tidak merata dimana TPS berupa tong-tong/drum maupun bak amroll hanya terletak di jalur utama, sehingga cukup jauh untuk dijangkau masyarakat. Alhasil, warga lebih memilih membuang sampah ke parit/ sungai.
“Maka itu, kami memilih penyuluhan tentang bagaimana memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) kami. Mudah-mudahan, apa yang sudah kami laksanakan ini memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat yang sudah mendapatkannya,” pungkas Nur Ainah.(khairil anwar)