Tuntut Ilmu & Amalkan

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB. Telah berkata al-Habib Thohir bin Husin bin Thohir, dalam sebagian wasiat yang pernah disampaikan oleh beliau; Bermula jalan orang-orang bahari yang menuruti akan Rasulullah, yaitu jalan zuriatnya Rasulullah SAW, dari para Aulia dan orang-orang shaleh, itu adalah jalan yang diridhai oleh Allah SWT, jalan yang lurus, jalan yang baik, jalan nang kada mangalihakan dan kada membebani, jalan yang bersih lagi suci.

Tidak ada di dalam jalan itu menghinakan dan merendahkan orang lain. Kemudharatan tidak ada, memudharati orang pun kadada. Semua menyelamatkan kepada yang mengamalkan, dan kepada yang mengikuti akan jalan-jalan mereka itu.

Dan semua jalan yang sudah mereka jalani itu sudah ditulis, diceritakan, dijelaskan, di dalam kitab-kitab yang membicarakan riwayat hidup mereka, dari mereka lahir sampai kepada meninggal dunia, dimana semua gawiannya menuntut ilmu dan beribadat, ikhlas karena Allah SWT.

Maka kata Habib Thohir bin Husin bin Thohir aku wasiatkan kepada diriku dan saudaraku seagama untuk mengenal dan mengetahui perjalanan hidup mereka (orang-orang shaleh). Dan mencoba menjalani jalan-jalan orang shaleh, memperbanyak kelompok mereka. Ketahuilah, membaca riwayat hidup orang-orang shaleh bahari, sama duduk dengan mereka.

Orang yang suka membaca riwayat hidup orang shaleh bahari, itulah sekelompok orang yang seumur hidup tidak akan celaka, dan tidak akan dilempar ke dalam neraka. Bahkan orang yang terasing pun bisa saja ngumpul dan menjadi kelompok mereka (orang-orang shaleh), asal suka dan cinta dengan mereka (orang-orang shaleh). Sekalipun jauh perbedaan rupa, amalan, dan ibadatnya, tapi suka dengan mereka (suka dengan orang-orang shaleh), maka akan digabungkan (dianggap satu golongan) dengan mereka. Seseorang akan dikumpul di negeri akhirat kelak dengan orang-orang yang ia cintai saat di dunia.

Orang-orang shaleh itu tadi, gawiannya yaitu menuntut ilmu dan beribadat, ikhlas karena Allah SWT. Dalam riwayat-riwayat disebutkan ada yang tujuh tahun sudah hafal Qur’an. Ada yang amalannya malam-malam turun ke mushala-mushala untuk shalat. Bahkan ada yang sampai istrinya sendiri tidak tahu bahwa beliau adalah seorang ahli ibadat, saking tawadhu dan zuhudnya beliau. Ringkas kata, gawian-gawian mereka itu, mun kada menuntut ilmu, ba-amal (beribadat). Itu yang harus kita teladani.

Namun harus diingat, untuk ba-amal harus bailmu dahulu. Jangan sampai ba-amal kada bailmu. Untuk itu, bagi yang belum berilmu, tuntutlah ilmu terlebih dahulu. Dan bagi yang sudah berilmu, lanjutkan dengan beramal.

Mudahan bagamatan kawa ma-amalakan. Amiin ya Rabbal’alamiin. (khairil/disarikan dari pengajian KH Ahmad Zuhdiannoor, Kamis malam (2/2) di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin)