Berharap Bedah Rumah dari Pemerintah

Samidri, Depalan Tahun di Rumah Tak Layak Huni (Bagian 1)

“Seperti inilah kondisinya. Sudah delapan tahun kami tinggal dengan kondisi rumah yang seperti ini tanpa kemampuan untuk memperbaiki. Karena untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami sangat kekurangan,” kata Samidri.

MEMPRIHATINKAN: Beginilah kondisi rumah keluarga Samidri di Gang Kai Balimau, Jalan Pelita, Kelurahan Tanjung Rema, Kabupaten Banjar.

Catatan: Rudiyanto, Martapura

JERAT kemiskinan masih begitu kuat membelenggu sebagian warga di Banua. Salah satunya di Kabupaten Banjar. Tak hanya warga yang berada di pelosok desa, tapi juga warga yang tinggal di jantung kota yang notabene tak berjarak dari pusat pemerintahan.

Satu di antara warga yang masih terjerat kuat oleh belenggu kemiskinan itu adalah Samidri (57), warga Gang Kai Balimau, Jalan Pelita, Kelurahan Tanjung Rema RT 10 RW 04, Kecamatan Martapura.

Bersama sang istri, Susanti dan tiga anaknya, pria yang kesehariannya menggantungkan hidup dari hasil berjualan tahu keliling ini menempati rumah tak layak huni sejak bertahun-tahun silam.

Tak layak huni, karena rumahnya hanya berupa bangunan berukuran 3×4 Meter berbahan kayu dengan kondisi begitu memprihatinkan. Sebuah tempat tinggal yang mungkin lebih tepat disebut gubuk, dengan kondisi tak jauh lebih baik dari sebuah kandang ternak.

Kasat mata, dinding rumah terbuat dari papan tipis, Samidri menyebutnya papan sibitan, sudah semakin lapuk. Alhasil, lubang menganga di semua sudut. Sama parahnya dengan papan pada dinding rumah, papan pada lantai rumah berkonstruksi panggung juga lapuk yang membuat ubin rumah ambrol.

Menilik ke dalam rumah, kondisinya semakin miris dan memprihatinkan. Sudut ruangan yang begitu sempit, membuat rumah Samidri hanya cukup untuk menempatkan dua kasur usang dengan bau tak sedap yang cukup menyengat.

Kondisinya kian parah saat hujan. Atap seng yang sudah bekarat dengan banyak lubang, menjadi jalan masuk air yang tak jarang membuat seisi rumah basah. “Seperti inilah kondisinya. Sudah delapan tahun kami tinggal dengan kondisi rumah yang seperti ini tanpa kemampuan untuk memperbaiki. Karena untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami sangat kekurangan,” kata Samidri saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya, Sabtu.

Dalam kondisi seperti itu, kepedulian pemerintah daerah yang kini di bawah komando KH Khalilurrahman, menjadi asa kedua yang dipanjatkan Samidri setelah doanya kepada yang Maha Kuasa.

Terlebih lagi, belakangan ini Pemerintah Kabupaten Banjar, juga Pemerintah Provinsi Kalsel sedang getolnya menggarap program bedah rumah untuk warga kurang mampu. “Ya harapannya rumah saya masuk dalam program bedah rumah,” ujar Samidri sungguh menyemat harap.(bersambung)