Harga Sembako Kalsel Sulit Stabil

BANJARMASIN, MK- Sebagai daerah yang kebutuhan sembakonya sangat tergantung dari Pulau Jawa, Kalsel dinilai sulit mendorong agar harga sembakonya senantiasa stabil di pasaran.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel Birhasani, jika distribusinya terganggu sedikit saja, misalnya karena gelombang laut Jawa yang tinggi berminggu-minggu, pasti mau tak mau harga sembako di Kalsel mengalami gelojak.

“Itulah risikonya jika di Kalsel tak memiliki produksi sendiri untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya. Karena itu, saat ini kita mulai memikirkan sejumlah terobosan agar ke depan ketergantungan tersebut mulai dikurangi,” jelasnya.

Salah satu bentuk terobosannya, sebut Birhasani, yaitu dengan menggandeng dinas-dinas lainnya, seperti dinas pertanian ataupun peternakan, untuk mengembangkan sentral-sentral produksi sayur mayur dan peternakan di daerah yang memungkinkan untuk dibangun.

“Itu supaya petani lokal bisa memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Jadi tak perlu lagi harus tergantung suplai dari pulau Jawa. Bahkan harganya pun juga bisa ditekan karena ongkos transportnya tak terlalu besar lagi,” tegasnya.

Jika sentral-sentral produksi tersebut sukses dikembangkan, lanjutnya, persoalan tak stabilnya harga kebutuhan pokok di pasaran yang selama ini mengantui inflasi di Kalsel, bisa terselesaikan. Ujungnya, masyarakat pun bisa mendapatkan harga sembako yang kompetitif, utamanya jenis sayuran.

“Untuk daerah perkotaan, kami dorong melalui Disdag yang ada di daerahnya agar masyarakat mulai membudayakan menanam sendiri beberapa jenis sayur yang memungkinkan untuk ditanam. Itu supaya minimal bisa memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus membeli lagi,” pungkasnya.(arief)