Tolak Valentine ala Remaja Muslim Kelua

WAJAR, kalau umat muslim menolak perayaan hari valentine 14 Februari. Sebab, dari tepi sejarah, perayaan valentine bukan dari Islam. Nah, terkait hal ini remaja muslim MAN Kelua punya cara menolak valentine, Kamis (9/2) lalu.

Di depan beranda kelas sekolah, para remaja ini berikrar menolak valentine day melalui majalah dinding. Herwanto, Pembina OSIS MAN Kelua menjelaskan, tujuan utama majalah dinding remaja muslim itu untuk mensyiarkan tentang penolakan valentine day.

“Kita, sebagai remaja muslim tak boleh terbawa arus kebarat-baratan dan mengindahkan kaidah kita sebagai umat Islam,” ujarnya. Seorang seksi mading, Annisa berharap pembuatan mading remaja muslim, seluruh siswa MAN Kelua bisa membaca dan menghayati maksudnya.

“Semoga kita tetap menjadi remaja muslim yang baik, yang selalu menjalankan apa yang diperintahkan serta menolak apa yang diharamkan,” ujarnya.

Di tepi lain, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Prof Yunahar Ilyas menasitkan umat Islam agar tidak memperingati Hari Valentine. “Tidak ada gunanya Valentine itu. Dari segi sejarahnya juga bukan dari Islam, tapi agama lain. MUI mengimbau umat Islam tidak usah ikut-ikutan Valentine,” ujar Yunahar Ilyas, Senin (13/2).

Dia menuturkan, Valentine kerap menjadi dalih mengumbar syahwat. Misalnya, dengan berpesta-pora, pacaran, atau bahkan melakukan seks bebas. Karena itu, Yunahar minta orangtua remaja Muslim menjaga diri dan keluarga dari aksi mudarat tersebut.

“Kepada para remaja, agar jangan ikut-ikutan Valentine. Islam mengajarkan, kasih sayang itu diungkapkan setiap hari. Tak ada hari spesial. Sayang kepada orangtua, saudara, antara suami dan istri. Bukan dalam arti hubungan bebas atau pacaran,” papar dia.

Soal remaja muslim yang menolak valentine, Yunahar mengapresiasinya. “Bagus saja. Sebagai penanggung jawab pendidikan, madrasah atau kemenag punya kebijakan-kebijakan tentang pendidikan. Boleh saja. Tak masalah. Kalau yang positif, ya kita dukung.”(didin/kalsel.kemenag.rol)