FS Tuntas, Tahun Ini Penyusunan DED

Jalan Tol Banjarbaru-Tanah Bumbu Lebih Pendek 100 KM Dari Jalur yang Ada.

BANJARBARU, MK- Studi Kelayakan atau Fisibilities Study (FS) pembangunan jalan tol Banjarbaru-Tanah Bumbu rampung disusun tahun lalu.

Berdasarkan studi kelayakan di Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalsel, jalan bebas hambatan digadang-gadang akan memperpendek jarak dan waktu tempuh dari Banjarbaru ke Batulicin, maupun sebaliknya hingga separo waktu tempuh saat ini. Itu karena total panjang jalan tol hanya 164,5 KM.

“Sekitar 100 KM lebih pendek dibanding jalur tempuh sebelumnya. Jadi otomatis akan mempersingkat waktu tempuh,” kata Makmur, Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PU dan Penataan Ruang Provinsi Kalsel, Selasa (21/2).

Disampaikan Makmur, Jalan Bebas Hambatan dimulai dari Sungai Ulin di Kota Banjarbaru via Jalan Out Ring Road (ORR) Sungai Ulin-Mataraman meski hingga kini juga belum purna digarap sejak lebih satu dasa warsa silam.

Dari Sungai Ulin, jalur jalan tol menyisir Jalan Koridor Hendratna Pingaran Ulu-Kahelaan di Kabupaten Banjar yang saat ini sudah teraspal dengan status jalan kabupaten hingga di Desa Sungai Jati.

Dari Sungai Jati, jalur jalan menembus kawasan hutan perawan sepanjang menuju Jalan Kodeco KM 58. Dari titik tersebut, akan diteruskan menuju Simpang Kodeco via Mentewe dan Simpang Batulicin.

“Untuk Jalur Sungai Ulin-Sungai Jati sudah termasuk tuntas. Karena tidak lagi perlu adanya pembebasan jalan. Begitu pula jalur dari Simpang Batulicin-Simpang Kodeco-Mentewe-dan Kodeco 58 yang sudah berstatus jalan nasional,” kata Makmur.

Yang masih perlu dilakukan pembebasan lahan, lanjutnya, di mulai dari titik Sungai Jati menuju Kodeco 58 dengan total panjang jalan 86,53 KM dari total panjang jalan 164,5 KM. Menurutnya pula, sejumlah jalur jalan nantinya juga akan terintegrasi, diantaranya jalan dari Sungai Jati-Mataraman.

Lebih lanjut disampaikan Makmur, setelah penyusunan studi kelayakan, tahun ini akan dilanjutkan dengan penyusunan Detail Enginering Desai (DED). “Teknis badan jalan diantaranya lebar dan tingkat ketebalan aspal jalan sesuai setandar jalan tol, akan disusun dalam DED,” ujarnya.

Pun menurutnya, DED dilakukan menyesuaikan anggaran yang disediakan tahun ini sebesar Rp4 Miliar. Sembari penyusunan DED berjalan, proses pembebasan lahan diharapkan juga dilakukan. “Dengan begitu, proyek fisik pembangunan jalan to diharapkan sudah akan dapat dimulai paling lambat periode 2019-2020,” katanya. (rudiyanto)