Dukung Pendidikan Tel-U Bangun Gedung Kampus Baru

Dukung Pendidikan Tel-U Bangun Gedung Kampus Baru

Dukung Pendidikan Tel-U Bangun Gedung Kampus Baru

Untuk mendukung perkembangan pendidikan di Indonesia,

Universitas Telkom (Tel-U) akan segera membangun gedung kampus pencakar langit. Hal itu ditandai dengan dimulainya pembangunan Tel-U Landmark Building (TULT) yang rencananya dibangun dengan ketinggian 19 lantai.

Ketua Yayasan Tel-U Dwi S. Purnomo mengatakan, saat ini tak banyak perguruan tinggi di Jabar yang memiliki gedung setinggi 19 lantai. Sesuai dengan rencana, pihaknya juga akan membangun gedung kampus yang akan selesai dua tahun mendatang.

“Ini akan menjadi monumental karena konsepnya juga Go Green dan Smart Building,” kata Dwi saat ditenui usai kegiatan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Landmark Tower Tel-U di Dayeuhkolot, Rabu (19/6)

Menurut Dwi, pembangunan gedung tersebut rencananya akan memakan waktu

selama dua tahun. Namun dengan percepatan yang akan diterapkan, diharapkan gedung itu rampung pada akhir 2020.

“Kami berharap dengan pembangunan gedung ini, akan semakin memantapkan eksistensi Tel-U yang kini sudah masuk jajaran 10 Besar kampus terbaik tanah air. Sebuah prestasi yang memang terbilang melesat karena saat ini ada sedikitnya 4.500 universitas negeri dan swasta di Indonesia,” jelasnya.

Menurut Dwi, gedung baru tersebut merupakan salah satu langkah Tel-U dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut perguruan tinggi mengembangkan program-program studi baru sesuai perkembangan kebutuhan. Soalnya gedung tersebut diperkirakan akan memuat sedikitnya 178 ruang kelas baru untuk proses pembelajaran mahasiswa.

Hal yang sama dikatakan Rektor Tel-U Adiwijaya, pihaknya akan segera membuka fakultas kedokteran dan fakultas pariwisata dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0.

” kami akan menambahkan fakultas kedokteran, walau memang sudah banyak dibuka

oleh sejumlah perguruan tinggi di Jabar. Namun, saya menilai bahwa sektor kesehatan masih menjadi salah satu prioritas pembangunan di Indonesia,”akunya.

Oleh karena itu, dirinya optimistis masih akan banyak calon tenaga kesehatan yang butuh difasilitasi pendidikannya. Selain itu, Tel-U sendiri membuat inovasi dengan membuat fakultas kedokteran berbasis teknologi informasi (TI).

Sedangkan untuk fakultas pariwisata yang terbilang “barang baru”, Adiwijaya menilai potensinya sangat besar. Apalagi saat ini masih banyak potensi wisata yang belum tergali akibat keterbatasan sumber daya manusia para pelaku pariwisata.

“Perlu kita ketahui bahwa pendapatan negara terbesar kedua setelah minyak dan gas adalah pariwisata. Padahal itu belum dikembangkan optimal karena angka partisipasi kasar pendidikan pariwisata masih rendah,” katanya.

Lebih lanjut Adiwijaya menjelaskan, kedua fakultas tersebut akan dibuka segera setalah TULT rampung dibangun. Gedung itu sendiri diperkirakan akan menambah kapasitas mahasiswa Tel-U dari 30.000 menjadi 40.000 mahasiswa.

 

Sumber :

http://journals.sbmu.ac.ir/en-iranjem/comment/view/18002/0/64679