Harta Mamluk, Mubah, Mahjur dan Harta ‘Ain dan Dain

Harta Mamluk, Mubah, Mahjur dan Harta ‘Ain dan Dain

 

Harta Mamluk, Mubah, Mahjur dan Harta ‘Ain dan Dain

a. Harta Mamluk

”Sesuatu yang berada di bawah kepemilikan, baik milik perseorangan, maupun milik badan hukum, seperti pemerintahan dan yayasan.”

b. Harta Mubah

“Sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti air pada mata air, binatang buruan darat, laut, pohon-pohon di hutan, dan buah-buahan.”

c. Harta Mahjur

“Sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan disyariatkan memberikannya kepada orang lain, ada kalanya benda itu merupakan benda wakaf ataupun benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum, seperti jalan raya, mesjid, kuburan, segala harta yang diwakafkan.”

Faedah Pembagian

Di antara faedah yang dapat diambil dari pembagian ini dalam bermuamalah adalah

a. Harta yang boleh didayagunakan (tasharuf) oleh seseorang adalah harta mamluk (harta yang berada di bawah kepemilikan seseorang), seperti dalam jual-beli, hibah, wakaf, dan lain-lain.
b. Tiap-tiap manusia boleh memiliki harta mubah sesuai dengan kemampuan, usaha, dan cara yang dibenarkan syara’. Dengan demikian, harta tersebut akan menjadi miliknya, seperti orang yang menghidupkan atau memakmurkan tanah yang tidak ada pemiliknya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. :
“Barang siapa yang menghidupkan tanah (gersang), yang bukan milik seseorang, maka ia lebih berhak atas tanah tersebut.” (HR. Bukhari)

Juga sesuai dengan kaidah :
“Barang siapa yang mengeluarkan dari harta mubah, maka menjadi pemiliknya.” (HR. Bukhari)

Harta ‘Ain dan Dain

a. Harta ‘Ain

Harta ‘Ain adalah harta benda yang berbentuk benda, seperti rumah, meja, kursi, kendaraan, dan lain-lain.
Harta ‘Ain terbagi dua:

Baca Juga: Rukun Islam

1. Harta ‘ain dzati qimmah, adalah benda yang memiliki bentuk dan nilai, yang meliputi:
§ Benda yang dianggap harta yang boleh diambil manfaatnya atau tidak;
§ Benda yang dianggap harta yang ada atau tidak ada sebangsanya;
§ Benda yang dianggap harta yang dapat atau tidak dapat bergerak

2. Harga ghair dzati qimmah, adalah benda yang tidak dapat dipandang sebagai harta, karena tidak memiliki nilai atau harga, seperti sebiji beras

b. Harta Dain

Harta Dain adalah : “Sesuatu yang berada dalam tanggung jawab.” Menurut ulama Hanafiyah, harta tidak dapat dibagi menjadi harta ‘ain dan dain sebab harta – sebagaimana telah disinggung – haruslah sesuatu yang berwujud dan berbentuk. Utang yang merupakan tanggung jawab seseorang menurut ulama Hanafiyah tidak termasuk harta, tetapi sifat pada tanggung jawab (wasf fi adz-dzimmah)