LATAR BELAKANG KONFERENSI MEJA BUNDAR
Meskipun Indonesia telah mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945
pemerintah Hindia Belanda belum mau melepas pemerintahannya dan bersikeras masih mengakui wilayah Indonesia sebagai wilayah kolonisasi Belanda.
Pasukan Hindia Belanda kemudian melakukan beberapa agresi militer ke wilayah Indonesia.
Usaha Belanda merebut kemerdekaan Republik Indonesia melalui agresi militer tidak membuahkan hasil dan malah mendapat ancaman dari dunia Internasional yang baru saja mereda dari suasana Perang Dunia II.
Perebutan kepemerintahan ini dilakuakan dan diselesaikan dengan cara diplomasi antara 2 negara yang mana keputusan ini di awasi oleh internasional.
Sebelum dilakukan konferensi meja bundar ada penyerahan kedauatan dari yang awalnya pemerintahan Hindia Belanda kepada Republik Indonesia, diawali dengan perjanjian diplomasi yang biasa kita kenal dengan nama perjanjian linggarjati dan perjanjian Denville.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa pada 28 Januari 1949 mengecam agresi militer yang dilakukan Pemerintah Belanda terhadap Republik Indonesia dan menuntut agar pemerintah Republik Indonesia kembali dipulihkan serta melanjutkan perundingan damai antara dua Negara melalui diplomasi.
Konferensi Meja Bundar ini kemudian direncanakan pada Perundingan Reoem-Royen pada 6 Juli 1949 dengan perwakilan Indonesia pada perundingan ini adalah Muhammad Roem. Pemerintah Indonesia yang sebelumnya saat agresi militer diasingkan di Pulau Bangka kembali ke ibukota Republik Indonesia yang saat itu secara sementara bertempat di Yogyakarta.
Konferensi yang bertempat di Yogyakarta pun dilakukan pada tanggal 31 Juli – 2 Agustus 1949 yang mana pertemuan tesebut di beri nama Konferensi Inter Indonesia.
Konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Republik Indonesia Serikat. Konferensi tersebut membahas tentag prinsip dan kerangka dasar konstitusi dan kedaulatan yang aka di serahkan dari Belanda ke Indonesia.
Sebelum diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar terlebih dahulu terdapat diskusi yang dimotori oleh PBB dengan hasil bahwa Konferensi Meja Bundar akan diselenggarakan di kota Den Haag.