Pagi Ini Haul Akbar Asy-Syeikh Anang Sya’rani

HARI ini, pagi ini 25 Dzumadil Awwal 1438 H, atau bertepatan 22 Februari 2017, Kampung Melayu, Martapura, kembali menggelar peringatan haul. Majelis haul akbar Al-‘Alimul ‘Allamah Al-‘Arif Billah Al-Muhaddist Wal-Mufassir As-Syeikh H Anang Sya’rani Arif.

“Kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, laki-laki dan perempuan, kami mengundang pian-pian berata’an untuk menghadiri acara puncak peringatan haul ke-48 Al-Arif billah Al-Muhaddist wal-Mufassir asy-Syeikh Haji Anang Sya’rani Arief,” tulis bubuhan Darussalam di instagram.

Atas undangan ini, diyakini ribuan umat Islam akan kembali tumpah ruah di kubah almagfurlah Alimul Alamah Syaikh Muhammad Sya’rani Arif di Desa Melayu Tengah, Martapura.

Acara haul biasanya diisi puji-pujian kepada Rasulullah SAW, pembacaan manaqib, dan beberapa tausyiah yang disampaikan beberapa ulama. Berkaca majelis haul 2016 lalu, tausyiah disampaikan Habib Ali dai Jeddah, yang disampaikan dalam bahasa Arab.

Dikutip dari kisah para datu dan ulama Kalimantan, Syeikh Haji Anang Sya’rani Arif adalah seorang ulama keturunan Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Tuan Guru Anang Sya’rani, menjalani pendidikan agama sejak usia dini.

Beberapa ulama di Martapura, di antaranya KH Kasyful Anwar, tercatat pernah menjadi gurunya. Di bawah pengawasan sang paman inilah, Syeikh Sya’rani Arif bersama KH Syarwani Abdan (Guru Bangil) menimba ilmu agama ke Makkah.

Siang bercermin kitab, malam bertongkat pensil. Manaqib yang umum, KH Anang Sya’rani Arif pernah berguru kepada Al-‘Alim al-Allamah as-Sayyid Amin al-Kutbi, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Umar Hamdan, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Ali bin Abdullah al-Banjari, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Bakri Syatha, Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Muhammad Ali bin Huseinal-Maliki, dan juga Al-‘Alim al-Allamah Syeikh Ahyad al-Bughuri.

Dalam didikan ulama-ulama besar di zamannya inilah, Guru Sya’rani Arif menyandang gelar Muhaddist. Yaitu seseorang yang ahli dan hafal dalam matan hadist beribu-ribu, lengkap dengan sanadnya, Tuan Guru Sya’rani Arif juga mendapat ‘sorban’ khalifah dari Syeikh Umar Hamdan.

Ketekunan bersama sepupunya, Syekh Muhammad Syarwani Abdan Bangil, di tanah suci duanya mendapat gelar Dua Mutiara dari Banjar. 22 tahun menimba ilmu di Makkah dan sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram, sekitar tahun 1952, KH Sya’rani Arif kembali ke Martapura.

Di kampung halaman, Guru Sya’rani Arif diserahi tongkat estafet kepemimpinan dari KH Kasyful Anwar sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darussalam. Al-Muhaddist KH Anang Sya’rani arif pun membuka majelis pengajian khusus guru-guru di kediaman, di Kapung Melayu.

Guru Sya’rani Arif dikenal pula sebagai ulama yang istiqomah dalam mengajar. Sekalipun dalam keadaan sakit, mengajar sambil berbaring tetap dilakoni. Pun Guru Sya’rani Arif dikenal sebagai ulama yang sangat gesit memecahkan masalah. Apabila ada guru-guru agama menemui masalah yang sulit, kepada Guru Sya’rani Arif tempat jalan keluar.

Hingga akhir hayat KH Sya’rani Arif masih aktif dan tetap mengajar. Di antara murid-murid beliau adalah KH Mahfuzh Amin (Abah Pengasuh Ponpes Ibnu Amin Pemangkih), Abah Guru Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Sekumpul Al-Banjari, KH Salim Ma’ruf, KH Mukhtar HS (pengasuh Ponpes Ibnul Amin saat ini), dan banyak ulama lainnya.

Di antara kitab kitab karangan KH Sya’rani Arif adalah Thanwirut Thulab (ilmu yang menguraikan tentang Ushul Hadist), Hidayatuz Zaman (berisi hadist hadist tentang akhir zaman).

Sebelum wafat, Syeikh Anang Sya’rani Arif menunjuk KH Muhammad Salim Ma’ruf sebagai gantinya menjadi Pimpinan di Madrasah Darussalam. Pada 14 Jumadil Awwal (1969 M) KH Sya’rani Arif berpulang ke Rahmatullah, membawa amal bakti yang tiada terhingga. Jasad ulama besar ini dimakamkan di Kampung Melayu Tengah, Martapura.(didin)