ASITA Boikot Jual Tiket Garuda
AGEN biro perjalanan tiket pesawat di Kalimantan Selatan, yang tergabung dalam Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalsel, bersikap. Mulai 30 Januari sampai 7 Febuari 2017 mendatang, mereka tak lagi menjual tiket perjalanan maskapai Garuda Indonesia.
LAYANAN TIKET: Konter penjualan tiket Garuda Indonesia di sebuah kantor maskapai pelat merah.
Boikot terkait beleid Garuda Indonesia, yang mulai 30 Januari 2017 nanti mengurangi besaran komisi yang diberikan kepada agen biro perjalanan tiket.
Ketua Dewan Penasehat dan Tata Krama ASITA Kalsel, Hj Armistiany membenarkan rencana aksi tak jual tiket maskapai dengan kode GIA tersebut. Menurut dia, jika nanti masih tiada perubahan kebijakan di Garuda, ASITA Kalsel berencana akan terus melakukan boikot sampai jangka waktu yang tak ditentukan.
“Ini sudah kesepakatan ASITA pusat. Bahkan boleh dibilang Kalsel pelopor aksi, tak lagi menjual tiket perjalanan Garuda kepada konsumen,” tegas Owner Barito Perkasa Travel itu.
Kebijakan yang diterapkan Garuda adalah mengurangi komisi penjualan tiket dari 3 persen ke 2 persen. Pengurangan tersebut dinilai sangat merugikan.
“Hanya 2 persen keuntungan yang didapat, itu sangat merugikan. Apalagi saat ini biaya operasional perusahaan terus membengkak akibat kebijakan pemerintah. Kalau dikurangi lagi, bagaimana mungkin usaha agen biro perjalanan tiket yang kami rintis ini bisa bertahan,” ujarnya.
Walau kebijakan pengurangan komisi tersebut dijanjikan akan digantikan dengan peningkatan komisi yang lebih tinggi, ASITA mengaku tetap menolak kebijakan Garuda tersebut.
“Komisi 2 persen itu pun diberikan jika penjualan tiket Garuda yang ditargetkan maskapai, tercapai. Kalau tidak tercapai, kami tak dapat komisi. Tentu saja kami menolak kebijakan ini,” ketusnya.
General Manager Garuda Indonesia Cabang Banjarmasin Cecep Budiman mengakui adanya kebijakan anyar tersebut dari Garuda Pusat. Ia mengaku sudah menyosialisasikan kebijakan baru ini ke ASITA maupun seluruh agen penjualan tiket yang bekerjasama dengan Garuda.
“Sudah kami sosialisasikan jauh-jauh hari, kami harapkan para agen penjual tiket memahami kebijakan ini. Lagipula kami tak serta merta menurunkan komisi, namun menggantinya dengan memberikan kenaikan insentif untuk agen penjualan tiket. Tentu kebijakan ini menurut kami sudah cukup adil,” jelasnya.
Kalau pun pihak agen tiket masih nekat tidak menjual tiket Garuda, ia tak mempermasalahkan. Hal itu mengingat dihitungnya kontribusi penjualan tiket Garuda dari para biro agen penjualan tiket yang tergabung dalam ASITA Kalsel sangatlah kecil. “Hanya 10-15 persen saja,” ujarnya.
Malah, menurut dia, ASITA sendiri nantinya yang rugi karena tak mau menjual tiket Garuda. “Hal itu karena sepengetahuan kami untuk konsumen mereka di lingkungan pemerintahan, kebanyakan membeli tiket Garuda untuk urusan kedinasan,” pungkasnya.(arief)