KOTABARU, MK- Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kotabaru yang tinggal di Pulau Laut, mulai merasakan krisis air bersih. Warga yang menghuni wilayah perkotaan, terpaksa merasakan giliran air bersih dari kran PDAM Kotabaru.
“Ketersediaan air baku di beberapa Instalasi Pengolahan Air (IPA) drastis menurun,” ujar seorang petugas di IPA air baku PDAM Kotabaru, tak ingin namanya ditulis.
Data PDAM Kotabaru per 30 Agustus 2016, ketinggian air untuk waduk Gunung Ulin sudah mulai menyusut. Ketinggiannya kini hanya sekitar 415 cm dari batas normal 600 cm. Lalu ketinggian air di IPA Gunung Relly ‘cuma’ 20 cm, yang normalnya 250 cm, meski ditambah pompa air waduk 50 litek/detik).
Selanjutnya, pada IPA Gunung Pemandangan ketinggian air hanya 2 cm. Padahal normalnya 160 cm, ditambah pompa air gunung rellu 10 liter/detik). Dan IPA Gunung Tirawan, ketinggian air 15 cm dari normalnya 145 cm, IPA Gunung Perak (3 cm) dari normal 97 cm, IPA Gunung Ulin (25 cm) dari batas normal 150 cm (ditambah pompa air waduk 10 liter/detik).
Terakhir IPA Gunung Sari yang berkurang sekitar 140 cm atau sekarang hanya di angka 10 cm dari ketinggian normal 150 cm.
Seorang warga Kelurahan Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Utara yang akrab disapa Nini Rafly mengatakan, PDAM Kotabaru mulai menggilir pasokan air bersih ke kran pelanggannya dengan tenggat dua hari sekali.
“Kemungkinan air sungai di atas gunung sudah mulai kering, ditambah beberapa waktu ini tidak ada hujan. Kalau sudah begini, warga Kotabaru di Pulau Laut mesti lebih berhemat dalam pemakaian air,” ujarnya.
Lebih parah dituturkan warga yang tinggal di Jalan H Agus Salim, Moonawar. Ia menyatakan, di wilayah tempat ia tinggal tidak seperti warga yang berada di Kelurahan Baharu Selatan, yang hanya sehari sekali bisa menikmati air bersih dari PDAM Kotabaru. Keperluan air untuk keperluan sehari-hari, warga harus membuat penampungan air.
“Memang sehari sekali mati. Akan tetapi, tetap saja kami harus berjaga kalau-kalau beberapa hari ke depan tidak ada hujan, bisa saja PDAM menyalurkan air bersih dua hari sekali,” ungkapnya.
Parah asa warga Jalan H Agus Salim, lebih parah lagi yang dialami warga di Jalan Nusa Indah, Desa Semayap. Informasi yang dikumpulkan wartawan Media Kalimantan, Selasa (30/8) sudah empat hari terakhir mereka tidak mendapatkan air bersih PDAM Kotabaru.
“Sebelumnya memang sempat mengalir. Tapi kami harus menggunakan mesin pompa air agar keluar. Hari ini (kemarin) karena stok air sudah habis, mau tidak mau kami harus membeli untuk memenuhi kebutuhan di rumah,” beber Masduki, warga Jalan Nusa Indah, Desa Semayap.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika wilayah kerja Kotabaru, Cucu Kusmayancu menyatakan, berkenaan dengan kondisi prakiraan cuaca berdasarkan hasil pantauan, bahwa musim kemarau di Kabupaten Kotabaru dan sekitarnya pada Juli 2016 diperkirakan akan terjadi pada dasarian ketiga.
“Yang dikatakan kemarau itu kalau curah hujan di bawah 50 milimeter. Dan Kotabaru sudah mulai mengalaminya. Kondisi ini kemungkinan berlanjut hingga September 2016. Oktober 2016, hujan baru diperkirakan mulai mengguyur Kotabaru dan sekitarnya,” katanya.(fauzi)