SMA Banua Kalimantan Selatan Tak Terkait Kudeta Turki

SMA Banua Kalimantan Selatan

BANJARMASIN, MK - Kedutaan Besar Turki di Indonesia mengeluarkan rilis terkait sekolah-sekolah yang dianggap berkaitan dengan organisasi ulama Fethullah Gulen.

Mereka berharap dilakukan penutupan sama seperti yang sudah dilakukan negara lain. Dalam rilis tersebut, ada tercantum salah satu sekolah milik Pemprov Kalsel, yakni SMA Bilingual Boarding School di KM 16 Banjarbaru.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Kalsel, DR Amka menegaskan bahwa SMA Banua adalah sekolah negeri yang dikelola pemprov. “Sekolah itu dibiayai dengan anggaran APBD sejak 2012 dan sudah meluluskan 4 angkatan. Sampai hari ini siswa yang dibina 221 orang,” katanya.

Amka menegaskan, SMA Banua bukan lembaga pendidikan yang tergabung dalam Yayasan Pasiad, sebab tidak ada bekerjasama dengan Turki. Amka membeberkan, SMA Banua saat ini berada dalam pengawasan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31 Tahun 2014 sebagai satuan pendidikan kerjasama.

“SMA Banua melakukan kerjasama dengan Amity Collage dari Australia, sehingga tidak ada hubungannya dengan berita yang marak beredar saat ini,” tegasnya.

Terkait dengan tenaga guru dari Turki yang dimiliki SMA Banua? Amka menegaskan, hal itu didapat melalui kerjasama dengan SMA Semesta di Semarang. Ia menjelaskan, di SMA Banua sendiri ada 4 orang guru dari Turki dan 8 orang mahasiswa dari Turki yang membantu para tenaga pengajar. Mereka ini memberikan pelajaran matematika, fisika, biologi, dan Bahasa Turki.

Lantas bagaimana jika guru tersebut harus ditarik? Amka mengatakan, kalau memang nantinya setelah dievaluasi harus ditarik, tidak ada masalah. “Namun sebagai sekolah rujukan memang harus memiliki guru asing,” jelasnya.

Amka pun mengimbau kepada para orangtua dan pelajar di SMA Banua untuk tidak panik dan belajar seperti biasa. “SMA Banua tidak mungkin ditutup,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Banua, Zainudin, memaparkan para tenaga pengajar asal Turki ini sudah mengabdikan diri di SMA Banua selama empat tahun dengan sistem kontrak.

Zainudin menegaskan, dengan pemberitaan nasional tersebut cukup membuat para guru asal Turki tersebut galau. Namun pihak sekolah memberikan penjelasan terkait kondisi yang ada saat ini. “Setiap tahun kontrak mereka diperbaharui.” imbuhnya.(fahriza)

Advertisement

No comments.

Leave a Reply