Teori Paritas Daya Beli (PPP)
Bukti empiris dalil PPP dan dalil satu harga
Seberapa jauh teori PPP dapat menjelaskan data actual mengenai kurs dan tingkat harga nasional (dari masing-masing negara)? Jawaban singkat atas pernyataan ini adalah bahwa semua versi teori PPP memang kurang mampu menjelaskan kenyataan-kenyataan yang ada. Yang lebih penting, perubahan-perubahan tingkat harga nasional seringkali kurang mampu atau bahkan gagal sama sekali dalam menjelaskan pergerakan kurs.
Untuk menguji PPP absolute, para peneliti ekonomi membandingkan harga internasional atas sejumlah komoditi tertentu tanpa mengabaikan kemungkinan perbedaan mutu antara barang-barang yang nampaknya identik itu dari masing-masing Negara. Perbandingan ini membuahkan kesimpulan bahwa PPP absolute memang tidak bisa dipertahankan, harga komoditi identik dari berbagai Negara, ketika dikonversikan dalam satu satuan mata uang yang sama, ternyata sangat bervariasi. Dalil satu harga pun kurang sesuai dengan hasil penelitian terakhir atas data harga per jenis komoditi. Sejak awal 1970an, harga barang-barang manufaktur yang mirip satu sama lain ternyata juga sangat berlainan di pasar yang satu dibandingkan dengan pasar yang lain. Oleh karena argument yang melahirkan PPP absolute didasarkan pada dalil satu harga, tidaklah mengherankan bila PPP tidk sesuai dengan data yang ada.
PPP relative kadang-kadang memang agak sesuai dengan data, namun biasanya ia juga agak menyimpang.melalui penyajian data ES/DM atau kurs dollar DM serta nisbah tingkat harga Amerika-Jerman atau PUS/PG antara 1964 hingga 1988, mengungkapkan kelemahan PPP relative. Tingkat bunga diukur berdasarkan indeks yang dilaporkan pemerintah Amerika dan Jerman. PPP relative memprediksi bahwa ES/DM dan PUS/PG akanbergerak secara proporsional. Sebagaimana bisa Anda saksian did lam gambar, prediksi ini ujud hingga 1970. Namun hanya terwujud hingga 1970. Namun sejak saat itu, PPP sama sekali tidak berlaku dengan terjadinya depresiasi dollar yang sangat tajam terhadap DM antara 1970 hingga 1973, sekalipun tingkat harga Amerika Serikat dibandingkan dengan tingkat harga Jerman mengalami sedikit penurunan selama periode tersebut. Antara 1973 hingga 1979, kehandalan PPP nampaknya lebih Nampak sehubungan dengan terjadinya kenaikan relative tingkat harga Amerika terhadap tingkat harga Jerman yang disertai dengan terjadinya depresiasi dollar terhadap DM selama periode tersebut. Akan tetapi besarnya depresiasi dollar dari 1973 sampai 1979 melebihi prediksi PPP.
Penyimpangan dramatis dari PPP relative berlangsung di tahun-tahun setelah 1979. Pada tahun-tahun itu dollar pertama-tama mengalami apresiasi besar-besaran terhadap DM sekalipun tingkat harga Amerika mengalami kenaikan relative terhadap tingkat harga Jerman, selanjutnya mengalami depresiasi yang jauh melebihi prediksi PPP. PPP relative tidak berlaku salama periode 1964-1983. Selama dua penggal decade itu, presentase kenaikan kurs dollar /DM hamper sama dengan presentase kenaikan relative tingkat harga Amerika terhadap tingkat harga Jerman. Namun apabila kita lihat jauhnya pergeseran antara PPP relative selama periode 1964-1983 dan yang ada sejak 1983, nampaknya PPP tidak bisa diandalkan untuk menjelaskan pergerakan kurs dalam jangka panjang.
Penelitian mengenai mata uang lainnya pada umumnya mendukung fakta yang ditunjukkan oleh gambar tersebut. PPP relative tidak bisa berbicara banyak mengenai kondisi setelah awal 1970an, namun ia bisa dijadikan pedoman untuk memahami hubungan antara kurs dan tingkat harga nasional pada 1960an. Anda akan ketahui nanti dari pembahasan berikutnya, bahwa periode antara akhir Perang Dunia Kedua di tahun 1945 hingga awal 1970an juga merupakan suatu periode di mana kurs ditetapkan secara internasional melalui serangkaian intervensi bank-bank sentral terhadap pasar valuta asing. Selama paruh pertama dekade 1920an, sama halnya dengan pada periode 1970an dan 1980an, kurs langsung terbentuk oleh pasar.pada masa-masa inilah, penyimpangan-penyimpangan mencolokdari PPP tercipta.
Baca :