Hukum dan Macam Ijtihad

Hukum dan Macam Ijtihad

Hukum dan Macam Ijtihad

Hukum ijtihad

Hukum yang nampak bagi kita adalah bahwa hukum ijtihad itu adakalanya wajib secara individual (ayniyah),waji secara kolektif (kifaiyah),di anjurkan (mandub)dan ada kalanya haram.ijtihat akan dihukumi wajib apabila seorang mujtahid menghendaki istimbat hukum untuk dirinya sendiri sehingga ia memperoleh ketentraman hati untuk mencari ridho Allah.atau ketika di tanyai tentang hukum dari masalah agama yang mengharuskan orang tersebut berijtihad dan di sana tidak adamujtahid yang mampu menerangkan hukum masalah tersebut kecuali dirinya.maka apabila masalah tersebut mendesak untuk di pecahkan ,ia berkewajiban untukmelakukan ijtihad dengan segera.tapi apabila masalah tersebut tidak mendesak untuk di pecahkan maka kewajiban ijtihatnya bisa berlahan-lahan.
Ijtihat akan menjadi kolektitif (kifaiyah)ketika seorang mujtahid telah menemukan mujtahid lain yang berijtihat,dan masalah yang hendak di pecahkan tidak kuatir lenyap .Dalam kondisi demikian,spsbila ada seorang mujtahid yang sudah melakukan ijtihat maka kewajiban mujtahid lain gugur ,namun apabila tidak ada seorang pun yang melakukanya maka semuanya berdosa karena keteledoranya dalam hukum syariat dalam masalah yang memerlukan penjelasan hukum untuk menjaga kemaslahatan manusia.

Hukum ijtihat menjadi sunnah apabila ijtihad tersebut di lakukan untuk merangkan kasus atau fenomena yang akan terjadi kemudian dalam kenyataan masih belum terjadi kemudian dan dalam kenyataan masih belum terjadi .
Hukum ijtihat yang haram adalah ijtihad yang dilakukan dalam masalah-masalah yang telah ditetapkan agama secara pasti yang tidak ada ruang untuk melakukan ijtihad pada hal tersebut,atau ijtihat untuk membandingkan dalil yang sudah pasti dengan nas dan ijma’.

MACAM-MACAM MUJTAHID

Dilihat dari luas atau sempitnya cakupan bidang ilmu yang di ijtihatkan Mujtahid itu terbagi dalam empat tingkat :

1. Mujtahid fisy-syar’i

yaitu orang-orang yang berkemampuan mengijtihadkan seluruh masalah dan syariat tersebut hasilnya di ikuti dan di jadikan pedoman oleh orang yang tidak sangup berijtihad. Oleh karena ijtihad yang mereka lakukan itu semata-mata hasil usahanya sendiri tanpa mencakok dari orang lain seperti : Imam abu hanifah, lah Imam maliki ,Imam syafi’i,Imam hambal dll.

2. Mujtahid fil-madzhab

ialah mujtahid yang hasil ijtihatnya tidak sampai membentuk madhab sendiri tetapi mereka cukup mengikuti seorang dari madhab seperti Imam abu yusuf dan Muhammad ibnu hasan adalah mujtahid fill Madhab hanafi dan imam Al-Muzani.

3. Mujtahid fil-masa’il

ialah Mujtahid yang mengarah ijtihadnya kepada masalah tertentu dari suatu madhab bukan dari dasar pokok yang bersifat umum.seperti: Imam al-Ghazali mujtahid kepada Imam syafi”i

4. Mujtahid muqoyyad

ialah mujtahid yang mengigatkan diri dan menganut pendapat ulama” salaf dengan mengetahui sumber-sumbernya dan dalalah-dalalahnya.seperti:Al-karakhi mujtahid pada madhab hanafi.

Sumber: https://www.dutadakwah.co.id/bacaan-teks-khutbah-nikah-bahasa-arab-latin-dan-terjemahannya/