Pada masa Syah Abbas didirikan sejumlah pabrik kerajaan

Peradaban Islam pada masa Dinasti Syafawiyah

1. Ekonomi.

Pada masa Syah Abbas didirikan sejumlah pabrik kerajaan. Pabrik-pabrik ini mengelola pembuatan karpet, pembuatan sutera yang juga diolah menjadi beludru, kain damas, satin, dan kain taf , serta pembuatan keramik porselen oleh ahli-ahli syafawiyah dengan bantuan tenaga kerja Cina. Hasil industri ini diperuntukkan kepada kalangan Dinasti dan keperluan perdagangan internasional, kegiatan perdagangan ini ditunjang dengan pembangunan jalan-jalan dan caravanseries atau perkampungan dagang. Dinasti syafawiyah menjalin kerjasama dagang dengan pedagang Armenia sebagai perantara antara mereka dengan bangsa asing
Syah Abbas juga menjalin kerjasama dengan Inggris pada tahun 1616, the english east india company (eeic) memperoleh hak untuk berdagang secara bebas di Iran dan sebagai balasannya, Inggris membantu Syah Abbas mengusir portugis dari pelabuhan teluk Persi di Hurmuz , penguasaan atas kepulauan humuz pada 1622 M dan pelabuhan gumrun yang diubah menjadi bandar Abbas. Dengan demikian syafawiya mnguasai jalur perdagangan antara barat dan timur.
Belanda kemudian juga tertarik menjalin kerjasama dagang, tahun 1645 inggris terdesak oleh belanda. Tahun 1664 Prancis juga turut menjalin kerjasama dagang dengan Dinasti Syafawiyah.
Dari sektor pertanian, Dinasti syafawiyah juga mengalami kemajuan karena peguasaan atas Daerah Subur Bulan Sabit, dan pemberlakuan kebijakan peminjaman dan penyewaan tanah pada kaum petani.
Syah Abbas membentuk sebuah alun-alun yang sangat besar yang digunakan sebagai pasar, tempat perayaan dan lapangan bermain di Isfahan. Pasar ini juga dianggap sebagai penyokong kuat perekonomian negara, juga sejumlah bazar di Isfahan menjadi bagian penting perekonomian sebab mereka berada dalam jangkauan pengawasan perpajakan negara.

2. Ilmu Pengetahuan
Bangsa Persia memang sudah lama dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi dan berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan , maka tradisi keilmuan itu tetap berlangsung hingga masa Dinasti Syafawiyah. Dengan memasukkan ajaran syiah dalam hampir semua aspek peradaban. Pada masa Syafawiyah, filsafat berkembang pesat.
Diantara filsof dan ilmuan terkenal pada masa ini Ialah Bahauddin Al-Syairazi atau Baha’ Al- Din Al-‘Amili, ilmuan atau generalis ilmu pengetahuan. Sadr al- Din al- Syirazi, filsuf dan penulis al Hikmah al Muta’aliyah , dan Muhammad Baqir bin Muhammad Damad, filsuf, ahli sejarah,teolog, ahli pengetahuan termasuk peneliti mengenai kehidupan lebah.
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad, dikenal dengan Mir Damad (w. 1641) dan Sadr al-Din al-Syirazi, dikenal dengan Mulla Shadra (w. 1641) berhasil merumuskan ajaran yang memadukan sufisme gnostik dengan filsafat yang dapat menjabarkan ajaran Syi’ah Itsna ‘Asyariyah, dengan perpaduan ajaran al-Quran, teologi, dan refleksi yang memiliki tujuan untuk membangun basis filsafat terhadap kesadaran keagamaan secara individual dan untuk membentuk satu loyalitas umat syi’ah terhadap imamnya.

Sumber: https://pss-sleman.co.id/