Awan

Table of Contents

Awan

Proses fotosintesis mereaksikan karbondioksida dan air menjadi gula dengan bantuan energi cahaya matahari dan klorofil. Fotosintesis pada umumnya berlangsung pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari. Proses fotosintesis merupakan rangkaian dari proses penangkapan energi cahaya, aliran elektron dan penggunaan energi yang dilepaskan oleh elektron untuk menghasilkan zat organic (Erviani, 2012).

Klorofil akan menghasilkan flouresensi berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang dipantulkan (Latunra, 2011).

Sinar matahari yang mencapai atrnosfir sebagian akan direfleksikan dan diabsorbsi oleh atmosfir itu sendiri, oleh awan dan panikel padat yang ada diatmosfir, vegetasi serta permukaan bumi. Awan memegang peran penting di sini karena merefleksikan cahaya terbanyak, namun begitu refleksi dan pemencaran sinar matahari oleh permukaan bumi juga penting. Pada saat mendung, banyak dari radiasi ini yang ditahan oleh lapisan atmosfir sehingga bumi tetap hangat. Suhu malam di permukaan bumi juga relatif sejuk karena efek pemanasan radiasi di lapisan awan ini (Ariwulan, 2012).

Awan merupakan benda langit berwarna putih dan juga hitam yang sering dikaitkan dengan kemunculan hujan. Awan sendiri pada dasarnya merupakan kumpulan dari Kristal Kristal beku atau tetesan air yang berkumpul menjadi satu pada atmosfer bumi. Awan yang berada pada langit dan atmosfer bumi tidak terbentuk begitu saja. Terdapat proses panjang yang membentuk awan, yang sering kita kenal dengan siklus air. Awan terbentuk sebagai hasil pendinginan (kondensasi atau sublimasi) dari massa udara basah yang sedang bergerak ke atas. Proses pendinginan terjadi karena menurunnya suhu udara tersebut secara adiabatis atau mengalami pencampuran dengan udara dingin yang sedang bergerak ke arah horizontal (adveksi). Butir-butir debu atau kristal es yang melayang-layang dilapisan troposfer dapat berfungsi sebagai inti-inti kondensasi dan sublimasi yang dapat mempercepat proses pendinginan. Awan dapat terjadi dari massa udara yang sedang naik kearah vertikal karena berbagai sebab, yaitu: pengaruh radiasi matahari (secara konveksi) dan melalui bidang peluncuran (pengangkatan orografis atau frontal) (Tjasyono, 2007).

Awan terbentuk ketika uap air sudah jenuh dan jika mengalami kondensasi. Penjenuhan dapt terjadi akibat penambahan air (penyatuan), tumbukan, atau kombinasinya. Prses pembentukan awan adalah rangkaian proses yang rumit dan melibatkan proses dinamik dan juga proses mikrofisik. Proses dinamik berhubungan dengan pergerakan parsel udara yang membentuk suatu kondisi tertentu sehingga terbentuknya awan. Proses mikrofisik adalah proses pembentukan awan melalui proses kondensasi uap air dan interaksi antar partikel butir air (mechanics) (Ahrens, 2007).

Pembentukan dan keberadaan awan tidak menjamin bahwa hujan akan terjadi. Adalah biasa kalau suatu lapisan awan telah ada selama beberapa hari tanpa adanya hujan. Butir-butir awan yang kecil tetap terapung dalam udara yang naik dimana butir-butir tersebut terbentuk. Tetapi dalam keadaan yang lain, hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit untuk terbentuknya awan dan mulainya turunnya hujan yang lebat (Trewartha dan Horn, 2011).

Pada umumnya awan terdiri dari butir-butir air cair yang berukuran sedemikian kecil sehingga tidak jatuh. Namun apabila awan tersebut mencapai suatu ketinggian dimana temperatur udaranya jauh dibawah 0 C maka butir-butir air tersebut menjadi butir-butir es (kristal). Awan itu sendiri tidak memberitahu kita terlalu banyak. Ahli cuaca harus mengetahui bagaimana ia telah berkembang dengan berubah atau pecah pada umumnya, kemungkinan ada hujan lebih besar kalau awan tinggi yang terpisah menjadi tambah tebal, bertambah jumlahnya dan dasar awan lebih rendah (Wisnubroto, 2013).

Awan terbentuk akibat dari penguapan, akan tetapi tidak semua awan yang terbentuk akan menjadi hujan. Awan dapat menjadi lebih besar dan tebal. Tetapi sebaliknya ada awan yang mengecil dan musnah setelah beberapa waktu (Muin, 2014)

Pos-pos Terbaru