Hubungan Dan Urgensi ‘Ulumul Qur’an Dengan Tafsir Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber pokok dari ajaran-ajaran Islam yang masih bersifat global. Bagi orang yang hidup masa belakangan ini tentu mengalami kesulitan dalam memahaminya. Agar setiap kita mampu memahami isi Al-Qur’an, maka kita harus mempunyai alat untuk membongkarnya. Dan alat yang paling tepat untuk keperluan tersebut adalah ‘Ulumul Qur’an. Ilmu ini sebagian telah diungkap di depan, membahas berbagai ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, termasuk didalamnya adalah ilmu tafsir Al-Qur;an. Seperti yang telah kita ketahui di depan, ‘Ulumul Qur’an memiliki cakupan yang sangat luas. Oleh karena itu, ilmu-ilmu itu sangat bermanfaat bagi kita yang hendak mengetahui Al-Qur’an lebih detail.
Dengan mempunyai ilmu-ilmu itu berarti kita mempunyai pengetahuan tentang Al-Qur’an, sehingga memungkinkan kita mampu memahami Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya dan sanggup menafsirkan dengan sedalam-dalamnya. Ilmu ini juga dapat dijadikan penangkal yang sakti untuk membantah serangan-serangan atau celaan-celaan terhadap Al-Qur’an yang sering dilancarkan oleh kaum Orientalis dan Atheist dengan tujuan menyudutkan dan menodai kitab suci Al-Qur’an dan menimbulkan keragu-raguan aqidah bagi umat Islam terhadap kesucian dan kebenaran Al-Qur’an, Way of Life bagi umat Islam. Ilmu tafsir juga sangat penting untuk dipelajari oleh umat Islam karena ia merupakan alat pembantu dalam memahami Al-Qur’an dan menafsirkannya.
‘Ulumul Qur’an mempunyai hubungan yang erat dengan tafsir Al-Qur’an. Orang yang hendak memahami Al-Qur’an secara sempurna, termasuk menterjemahkannya, maka perlu baginya mempelajari ‘Ulumul Qur’an. Tafsir Al-Qur’an berarti penjabaran atau pemahaman Al-Qur’an. Pengertian selengkapnya ada pada bab lain. Untuk melakukan tafsir terhadap Al-Qur’an dengan baik, kita butuh ilmu tafsir. Sedangkan ilmu tafsir tersebut merupakan salah satu bahasan dalam ‘Ulumul Qur’an. Maka seseorang akan dapat menafsirkan Al-Qur’an dengan baik bila memahami ’Ulumul Qur’an. Demikian pula sebaliknya.
Telah diketahui, ‘UumulQur’an disebut pala sebagai ‘Ilmu Ushulat Tafsir, yakni ilmu yang membahas dasar-dasar dan pokok penjelasan Al-Qur’an secara umum.
2.3. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan ‘Ulumul Qur’an
-
Pada abad I dan II H.
Pada masa nabi SAW, masa pemerintahan Abu Bakar ra. Dan masa khalifah Umar ra. ‘UlumulQur’an belum dibukukan, karena umat Islam pada waktu itu terdiri dari kalangan sahabat yang belum memerlukannya. Pada umumnya para sahabat Nabi SAW. baik dari suku Quraisy maupun suku lainyya mempunyai kemampuan memahami Al-Qur’an dengan baik, karena mereka adalah murid-murod langsung Rasulullah, kecuali itu bahasa Al-Qur’an adalah milik mereka sendiri serta mereka mengetahui sebab0sebab turunnya Al-Qur’an. ‘Ulumul Qur’an di masa Rasulullaah dan dua khalifah sesudahnya dipelihara dalam bentuk periwayatan, dan berlangsung secara musyafahah.
Pada masa pemerintah Utsman Diana bangsa Arab telah mulai berkontak dengan bangsa nun Arab perselisihan dikalangan umat Islam mulai terlihat, terutama mengenai Qira’ahAl-Qur’an. Maka khalifah Utsmanmegambil tindakan penyeragaman tulisan Al-Qur’an demi menjaga keseragaman Al-Qur’an dan persatuan umat Islam. Khalifah pun memerintahkan para sahabat dan umat Islam supaya berpegang pada MushhafAl-Qur’an yang diseragamkan itu, dan Mushhaf tersebut digandakan dan disebarluaskan ke beberapa kota besar. Hanya satu Mushhaf yang disimpan oleh khalifah sebagai Mushhaf Al Imam. Tindakan Utsman ini merupakan peletakan batu pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an, atau lebih tepatnya dengan sebutan ‘Ilmu RasmAl-Qur’an atau Ilm Ar Rasm Al Utsmani
Pada masa pemerintahan Ali ra. Umat Islam yang datang dari bangsa-bangsa non Arab semakin banyak. Tentu mereka kurang mengusai bahasa Arab. Maka sering terjadi kesalahan dalam membaca Al-Qur’an di kalangan mereka, karena mereka tidak mengerti soal I’rab, sedangkan Al-Qur’an pada waktu itu belum mempunyai tanda-tanda baca seperti syakal, titik dan sebagainya yang membantu memudahkan membaca AL-Qur’an bagi bangsa ‘Ajam. Karena itulah maka Ali ra. Memerintahkan Abu alAswadadDu’ali (Basharah, 45-69 H.) untuk menyusun kedah-kaedah bahasa Arab guna menjaga keselamatan bahasa Arab menjadi bahasa Al-Qur’an. Tindakan Ali ra. Tersebut merupakan perintisan bagi kelahiran ‘ilmu an Nahwi dan ‘ilmu I’rab Al-Qur’an.
Sejarah telah mencatat, bahwa pada abad I dan II H. KecualiUtsman dan Ali ra. Terdapat pula banyak ‘ulama yang diakui sebagai perintis kelahiran ilmu yang kemudian hari dinamakan ‘Ilmu AsbabanNuzul, ‘Ilmu Gharib Al-Qur’an, Ilmu Tafsir Al-Qur’an dan sebagainya.
sumber :