Perkembangan Wilayah

Perkembangan Wilayah Masa Utsmani

Perkembangan Wilayah

Pada masa Utsmân I

daerah kekuasaan Turki Utsmani yang baru berdaulat langasung diperluas dengan menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian tahun 1326 M dijadikan ibu kota Kerajaan Turki Utsmani.

Pada masa Orkhan bin Utsmân I (1326 – 1359 M)

Turki Utsmani dapat menaklukkan Azumia (1327 M), Tasasyani (1330 M), Uskandar (1328 M), Ankara (1354 M), Gallipoli (1356 M). Daerah ini adalah bagian bumi Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Utsmani.

Ketika Murâd I bin Orkhan berkuasa (1359 – 1389 M) selain mempermantap dan memperkuat keamanan dalam negeri, ia juga melakukan perluasan wilayah ke benua Eropa. Wilayah yang ditaklukkan adalah Adrianopel, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Bahkan karena kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa yang luar biasa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Utsmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Honggaria. Namun sultan Bayazîd I bin Murâd I (1389 - 1403) pengganti Murâd I bin Orkhan dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut. Peristiwa ini merupakan catatan sejarah yang sangat gemilang bagi umat Islam.

Singkat cerita

Turki Utsmani mencapai kegemilangannya pada saat kerajaan ini dapat menaklukkan pusat peradaban dan pusat agama Nasrani di Bizantium, yaitu Konstantinopel. Sultan Muḫammad II yang dikenal dengan Sultan Muḫammadal-Fâtih (1451 – 1484 M) dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M.[12] Sebenarnya, telah berulang kali pasukan muslim sejak masa Umayyah berusaha menaklukkan Konstantinopel, tetapi selalu gagal karena kokohnya benteng kota tua itu.

Dengan terbukanya kota Konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat Kerajaan Bizantium, lebih memudahkan arus ekspansi Turki Utsmani ke benua Eropa, terutama wilayah Eropa bagian timur. Turki Utsmani memperluas wilayah ke Eropa Timur, bahkan sampai ke pintu gerbang Wina, Austria.

Akan tetapi, ketika Sultan Sâlim I bin Bayazîd II (1512 – 1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian ke arah timur dengan menaklukkan Persia, Syiria dan Dinasti Mamalik di Mesir. Usaha Sultan Sâlim I ini dikembangkan oleh Sultan Slaimân I al-Qânûnî bin Sâlim I (1520 – 1566 M). Sulaimânal-Qânûnî berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budhapest dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki Utsmani pada masa Sultan Slaimân I al-Qânûnî bin Sâlim I mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Hijaz dan Yaman di Asia, Mesir, Libia, Tunis dan Aljazair di Afrika, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.

Setelah Sultan Slaimân I al-Qânûnî bin Sâlim I meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Utsmani mengalami kemunduran. Akan tetapi meski mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai negara kuat, terutama dalam bidang militer.

Baca Juga: